Search This Blog

Saturday, April 5, 2014

Bumi - Tere Liye



KETIKA FANTASI MENJADI SEDEKAT REALITA
Blossombatman


Judul: Bumi
Penulis: Tere Liye
Harga: RP. 65.000

Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal: 440 halaman
Terbit: Januari 2014
Cover: Softcover
ISBN: 978-602-03-0112-9
No Produk: 31201140003


“Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.”

Terus terang saya bukan penikmat cerita bergenre fantasi. Bagi saya, kemungkinan manusia hidup berdampingan dengan alien, mahluk halus, mesin waktu, dunia paralel, merupakan hal yang absurd dan sulit diterima nalar. Selain itu, kebanyakan kisah fantasi yang pernah saya baca memiliki setting luar negeri ataupun tokoh yang agak kebarat-baratan, meskipun buku tersebut ditulis oleh pengarang Indonesia. Sehingga sulit bagi saya untuk mengimajinasikan bahwa hal – hal fantasi tersebut bisa saja terjadi saat ini, terjadi di dekat saya.

Namun Tere Liye, melalui buku BUMI ini bisa meyakinkan saya bahwa cerita fantasi bisa dibawa sedekat mungkin dengan realitas yang ada. Buku ini berkisah mengenai Raib, gadis ceria berumur 15 tahun yang duduk di kelas sepuluh. Kehidupan keluarga Raib cukup harmonis, sekolahnya menyenangkan, dan yang terpenting: dia bisa menghilang. Raib memiliki teman sebangku bernama Seli. Kadangkala dia dan Seli diganggu seorang murid lelaki iseng namun jenius bernama Ali. Tidak ada yang mengetahui mengenai kemampuan Raib untuk menghilang, bahkan orang tua Raib sekalipun.

Hingga suatu kecelakaan di sekolah secara tidak sengaja membuat Raib menunjukkan kemampuannya di depan Seli dan Ali. Kecelakaan tersebut juga membuat Raib, Seli dan Ali harus berhadapan dengan orang – orang yang tidak pernah mereka temui sebelumnya. Orang – orang yang memiliki kemampuan menakjubkan seperti Raib. Orang – orang yang mengetahui asal-usul Raib yang sebenarnya, asal-usul yang bahkan tidak diketahui oleh Raib sebelumnya. Orang-orang yang harus dihentikan ambisinya agar tidak menghancurkan bumi ini. Raib, Seli dan Ali mengalami petualang seru sekaligus berbahaya, yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.


“Kita berada di tempat yang sama, tapi dengan sekeliling yang berbeda. Bahkan orang – orang yang berbeda.” ~Ali (halaman 210)

“Dunia yang kita tinggali memang tidak sesederhana yang kita lihat..... Ada empat kehidupan yang berjalan secara serempak di atas planet ini.” ~ Av (halaman. 246)

Ya, buku ini memang bukan sekedar kisah mengenai Raib yang memiliki kemampuan menghilang. Lebih dari itu, dengan diksi – diksi yang mudah dicerna, buku ini mampu memaparkan secara sederhana fenomena mengenai dunia paralel yang (bagi saya) rumit.

Selain plot dan bahasa yang mudah dicerna, kekuatan dari buku ini adalah karakter – karakternya yang menarik. Cerita ini dibangun diatas setting lokal yang saya anggap merupakan gambaran dari Indonesia, lingkungan yang sehari – hari saya tinggali. Karakter-karakter utamanya diberi nama yang cukup Indonesia. Mereka juga mewakili keseharian remaja – remaja Indonesia, yang berangkat sekolah naik angkot, yang jajan bakso kala istirahat, yang disetrap berdiri diluar kelas karena tidak membuat peer. Karakter yang bermuatan lokal tersebut membuat saya merasa terhubung dengan mereka, dan pada akhirnya membuat saya bisa menikmati petualangan mereka, dan secara keseluruhan menikmati cerita fantasi yang biasanya tidak saya sukai.


“Kamu baru saja membuktikan teori ikan buntal, Ali..... ketika terdesak, panik, seekor ikan buntal akan menggelembung besar, berkali lipat ukuran aslinya, duri-durinya berdiri tajam. Ikan buntal mewarisi gen spesial itu. Kekuatan spesial.” ~Raib (halaman 435)

“Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga.” ~Miss Keriting (halaman 85)

Buku ini layak dibaca, bahkan bagi yang tidak menyukai teori – teori rumit dunia paralel dan perebutan kekuasaan. Buku ini mengalir ringan. Nampaknya buku ini akan memiliki sekuel, karena pada sampul belakang terdapat kalimat ‘Buku pertama dari serial “BUMI”. Saya penasaran ingin segera membaca serial berikutnya.

Sumber: Blossombatman (via Gramedia)

3 comments: